Asah Kompetensi Dewan Gurunya, MAN 1 Probolinggo Hadirkan Pengawas Pendidikan

Pembinaan Guru MAN 1 Probolinggo oleh bapak Solehudin dan bapak Husnan Abrori, Selasa (14/12/2021). Foto: Sudarwo KW

humas mansapro

MANSAPRO-Di MAN 1 Probolinggo hari ini, Selasa (14/12/2021) ada 2 acara pentjng terkait evaluasai dan peningkatan mutu guru madrasah.

Pembinaan untuk dewan guru dan Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM).

“Acara utama saya hadir ke sini sebenarnya untuk menilai kinerja kepala madrasah, tapi sekalian diminta untuk bertemu dengan dewan guru,” tutur bapak Solehuddin, sekjen Pokjawas kemenag Probolinggo di awal penyajiannya.

Pak Soleh dalam paparannya, juga menjelaskan terkait hak dan kewajiban guru.

“Bapak dan ibu guru sekalian, ada hak yang bisa diterima oleh dewan guru, tapi ingat hak itu bisa kita ambil manakala sudah kita tebus dengan melaksanakan kewajiban kita sebagai guru, jika tidak melaksanakan tugas, berarti kita mengambil sesuatu yang bukan hak kita, ini haram,” tegas pengawas berkumis ini.

Beliau juga mengupas terkait 4 kompetensi seorang guru.

“Perlu saya ulang di sini, walaupun saya yakin bapak dan ibu sudah pernah hafal, ke empat kompetensi itu adalah, kompetensi pedagogik , kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial,” imbuh alumnus Fakultas Tarbiyah UNUJA Paiton angkatan tahun 91 ini.

Di sesi penyajian yang kedua, bapak Husnan Abrori, menuturkan pentingnya guru menjadi sosok yang bisa diidolakan oleh muridnya.

“Kalau kita sudah menjadi idola murid murid kita sendiri, berarti mereka tidak perlu mencari cermin di luar sana, kalau di luar, kita kawatir mereka menemukan idola yang bukan semestinya,” papar pengawas yang sudah akrab dengan guru guru MANSAPRO ini.

Di penjelasan lainnya, bapak Husnan juga menegaskan status ganda yang melekat pada guru di madrasah.

“Ingat, bapak ibu di samping berstatus sebagai guru, juga sebagai anggota organisasi di madrasah, ini perlu kita sadari, bahwa kita harus dalam satu komando,” terangnya

“Ada 3 tipologi anggota organisasi; pertama Pejuang, yaitu orang yang selalu bergerak dan bekerja demi organisasi, mereka berbuat untuk kemajuan, mereka tidak peduli mau dapat sesuatu dari madrasah atau tidak, bagi mereka bukan sesuatu yang perlu dipersoalkan, yang kedua tipe Penumpang, mereka ini tidak efektif, hanya mengikuti saja, tidak pernah berfikir untuk kemajuan organisasi apalagi berbuat, mereka ini tidak peduli dengan madrasah, hanya berfikir untuk dirinya sendiri terus, bisanya hanya menerima bukan mau memberi, sedangkan yang terakhir adalah Pecundang, mereka sudah tidak berbuat untuk kemajuan madrasah, di belakang sana selalu merongrong madrasahnya sendiri, tahunya hanya kritik sana sini, bahkan selalu menyebarkan kelemahan madrasahnya sendiri ke orang lain,” tegasnya,

Humas mansapro selepas acara pembinaan, meminta tanggapan kepada ibu Asia, guru SKI di MANSAPRO sehubungan dengan pembinaann yang telah dilakukan oleh kedua pengawas.

“Tearasa kita disegarkan kembali, memang perlu ada kegiatan kegiatan semacam ini, biar kita bisa selalu mengontrol diri, tadi saya dengar juga soal makan sesuatu yang bukan hak kita,” terang ustadzah alumnus MANSAPRO ini. (ZA)