Satu Persepsi membangun kebersamaan dlm kegiatan

Berbagai kegiatan madrasah sudah aktif, tentu sangat perlu di evaluasi bersama, dalam hal ini program yang menjadi preoritas madrasah adalah kegiatan keAgamaan dikoordinir oleh BPK (Badan Penggerak KeAgamaan), kegiatan ini pelaksanaannya setiap hari melibatkan para guru,tata usaha serta karyawan…proses kegiatan perlu pengawasan dan pendampingan, pada kesempatan ini mencoba menulis proses kegiatan yang terekam dalam ingatan, tentang program madrasah atau lainnya seperti kegiatan keAgamaan, dsb

Alhamdulillah selalu mengiikuti kegiatan madrasah antara lain kegiatan keagamaan, pada minggu-minggu ini terasa berbeda, suasana dengan hari-hari biasa, mumkin kerna masuk tahun pelajaran, juga bersamaan dengan sidak Kapala kantor kementrian Agama, sehingga kegiatan ke agamaan seperti sholat dzuha,sholat dzuhur,sholat ashar berjamaah semarak dan tertib sekali, ini adalah harapan bersama …dalam hati kecil berkata” andaikan Sholat jamaah tertib dan khidmat seperti ini,maka nilai kebersaman dan pembelajaran pada murid sangat terasa.

Ada berbagai faktor dan udzur para guru baik fisik, atau lainnya sehingga para guru dan karyawan terkadang tidak selalu mendampingi murid ketika berjamaah, keadaan ini sangat di maklumi… dan meyakini bahwa para guru Madrasah sangat bertanggung jawab pada tugas serta taat menjalankan Agama …

Ketika ada asumsi bahwa “Sholatnya guru hanya sebatas pencitraan atau dalam bahasa Agama adalah Riya’ maka asumsi itu sangat subyektif, bahkah tidak benar, alangkah baiknya tetap mengedepankan
حسن الاذب
(berbaik etika)baik lisan dan pikiran, termasuk dalam berprasangka kerna sejatinya para guru beribadah bukanlah pencitraan semata, jadi teringat pesan guru ” _حسن الضن Berhusnodhan (berperasangka baik) yang berujung kesalahan masih lebih baik ketimbang سؤ الضن bersu’dhan ( berperasangka buruk)sekalipun berujung kebenaran_”apalagi buruk perasangka kemudian salah,maka menanggung kesalahan duakali, pertama; berburuk sangka yang dilarang Agama, kedua prasangka buruk dan berujung salah, kerna yang demikian berhubungan sesama manusia
( حق الاذمي)

misalkan ada salah satu kawan enggan melakukan ibadah, kerna kewatir di riya’kan atau dituduh pencitraan, maka orang tersebut sebenarnya jatuh kedalam riya’ sendiri…padahal syaitan hakikatnya adalah mengganggu dalam beribadah, yang ujungnya menggagalkan, oleh kernanya, lakukanlah ibadah, jangan menuggu khusyu dah ichlas, kerna ichlas dan husyuk adalah wilayah hati yang perlu riyadah atau latian dan hanya Allah yang maha tahu…

oleh kernanya kegiatan apapun, termasuk ke Agamaan, kedepan harus satu barisan menguatkan kebersamaan,satu persepsi serta tidak lagi saling menyalahkan, inshaAllah Madrasah yang Ahsan tidak menjadi slogan semata, akan tetapi terwujud dan menjadi nyata …Amin

 

 

_والله اعلم_

_Ahad 07 Agustus ’22_