Monitoring Ujian di MAN 1 Probolinggo, Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Kanwil Jatim : Kurikulum Merdeka, Madrasah Harus Segera Lakukan Penyesesuaian

Kasi Kurukulum dan Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jatim Bersama Kepala MAN 1 Probolinggo dan segenap WKM di ruang kepala madrasah, Rabu (23/3/2022). Foto: Aninda mansapro

humas mansapro

MANSAPRO– Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah kantor kementerian agama provinsi Jawa Timur, bapak Sugiyo pagi ini melakukan monitoring kegiatan Ujian Madrasah di MAN 1 Probolinggo, Rabu (23/3/2022).

Bapak Sugiyo juga banyak berdiskusi dan memberikan arahan terkait implementasi kurikulum terbaru, yaitu kurikulum merdeka yang akan diberlakukan mulai tahun ini.

Bagi mantan Kasi Pendma Kemenag Kabupaten Probolinggo ini, perubahan kurikulum yang selalu dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai ikhtiar untuk mendapat hasil yeng terbaik dalam menjalankan pendidikan di Indonesia.

“Semuanya mesti harus menangkap, mengapa kurikulum itu berubah,” tutur Pak Giyo

“Kurikulum itu berubah semata karena ada rasa keprihatinan terhadap pendidikan yang ada di negara ini,” lanjutnya.

Lebih lanjut Bapak Sugiyo berharap kepada seluruh insan madrasah untuk bisa menerjemahkan dalam tatanan praksinya, sebab kalau tidak bisa menangkap dengan baik makna dari perubahan kurikulum, maka perubahan perubahan kurikulum itu menjadi tidak banyak berdampak positif, hanya sebatas formalitas saja, tidak akan menyentuh hakikat.

Lebih tegas beliau juga memaparkan terkait kurikulum terbaru, kurikulum merdeka.

“Kurikulum merdeka itu maksudnya, madrasah diberi kebebasan untuk merumuskan sendiri capaian target yang disesuaikan dengan kondisi masing masing madrasah, pemerintah hanya memberikan garis besarnya saja yang harus dijalankan oleh madrasah, misalnya mata pelajaran yang harus diajarkan, pokok pokok bahasan yang harus diberikan kepada siswa, soal kedalaman materinya sepenuhnya diserahkan kepada masing masing madrasah,”

“Yang penting ada kejelasan;, anak didik itu dapat apa, jangan mubadzir, jangan terjebak dengan rutinitas,” sambungnya.

Secara khusus pak Giyo juga memberikan contoh penilaian yang dilakukan oleh guru, yang harus sesuai dengan esensi dari pendidikan itu sendiri.

“Kalau ada anak juara tingkat provinsi, guru mapel terkait mestinya memberikan nilai maksimal, karena untuk mencapai prestasi itu anaknya pasti melakukan latihan latihan dengan disiplin, kan ini namanya belajar, “

“Anak yang aktif di organisasi, ini artinya dia lagi mengamalkan sila ke 4 Pancasila, dia tidak hanya belajar di buku saja, dia sudah mengamalkan, sudah pelakunya,”

Beliau juga memberi contoh dalam mata pelajaran agama,

“Kalau ada anak yang menjadi tukang adzan di masjid atau mushalla, itu artinya dia lagi mengamalkan materi di pelajaran akidah akhlak, tidak mungkin anak melakukan itu kalau tidak beriman, nilai pelajaran akidahnya mesti harus baik, karena anak ini sudah menjadi pelaku, bahkan bisa jadi mengalahkan gurunya,” gurauya.

Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang kepala MAN 1 Probolinggo, pak Giyo mengharap madrasah untuk segera melakukan penyesuaian dengan kurikulum terbaru, merumuskan target capaian pembelajaran pada masing masing pelajaran yang disesuaikan dengan madrasah bersangkutan.

Secara khusus beliau juga memberikan apresiasi kepada Program Keagamaan (PK) yang ada di MAN 1 Probolinggo.

“Untuk Program Keagamaan yang ada di sini, saya lihat sudah melakukan terobosan lebih awal, dan ternyata ini sudah terbukti,” tutup beliau. (ZA)