Suasana Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2022 Sudah Mulai Terasa di MAN 1 Probolinggo

Peserta Didik MAN 1 Probolinggo Mengikuti Kegiatan Istigatsah dalam Rangka Hari Santri di halaman madrasah, Senin (17/10/2022). Foto: tim humas mansapro

humas mansapro

MANSAPRO-Menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang akan jatuh pada tanggal 22 bulan ini, di MAN 1 Probolinggo sudah mulai terasa di sana sini untuk menyambut hari bersejarah bagi bangsa Indonesia ini.

Di Madrasah yang kelahirannya dibidani oleh pondok pesantren Nurul Jadid Paiton ini, mulai hari ini sudah menyambut peringatan Hari Santri Nasional (HSN) dengan berbagai kegiatan dan busana ala santri, Senin (17/10/2022).

“Mulai besok (red: hari ini) kita sudah mulai sambut peringatan Hari Santri Nasional di madrasah ini dengan berbagai hal, seperti memakai busana santri, semua guru putra dan murid laki memakai sarung dan baju muslim, untuk ibu guru dan murid putri juga memakai busana muslimah,” tutur bapak As’adi di depan dewan guru kemarin.

“Kita juga akan semarakkan dengan bazar dan lomba, pemutaran film Sang Kiyai dan pada puncaknya, hari Sabtu depan akan kita laksanakan upacara,” lanjutnya.

Memang dalam pantauan humas mansapro, sejak masuk dari pintu gerbang utama di madrasah ini sudah mulai terlihat baner berukuran 3×4 m yang seakan menyambut setiap orang yang mau memasuki madrasah dengan ucapan selamat Hari Santri Nasional.

Di baner yang ditempel di papan reklame milik madrasah ini terpampang juga dua foto pejabat kemenag, kepala kemenag kabupaten Probolinggo, bapak Akhmad Sruji Bahtiar dan kepala MAN 1 Probolinggo sendiri, bapak As’adi.

Suasana dunia santri semakin terasa begitu masuk di halaman utama madrasah, dewan guru dan murid yang terlihat rapi berseragam busana muslim warna putih, terlihat khusyu’ mengikuti rangkaian kegiatan istigatsah.

Kegiatan istigatsah ini juga menjadi bagian dari giat menyambut peringatan Hari Santri Nasional (HSN).

” Kalau biasanya kita laksanakan istighatsah seminggu sekali, namun untuk empat hari ke depan, kita laksanakan setiap hari, ini dalam rangka hari santri,” terang Ustadz Abdil Bar, ketua Badan Penggerak Keagamaan (BPK) MAN 1 Probolinggo.

Di pelataran halaman di depan gedung perpustakaan juga tampak etalase bazar santri, yang dimotori oleh masing masing jurusan yang ada di MAN 1 Probolinggo.

Untuk diketahui, Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober ini, adalah peringatan dalam rangka mengingat dan menumbuhkan kembali semangat perjuangan seperti tertuang dalam Resolusi Jihad yang digaungkan oleh KH Hasyim Asy’ari salah satu Pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).

Resolusi Jihad yang menjadi salah satu tonggak, dan pembangkit semangat
perlawanan bangsa Indonesia khususnya arek Surabaya kepada pendudukan kembali penjajah, karena ada pesan moral keagamaan yang disampaikan, bahwa hukum melawan pengusir penjajah adalah fardu ‘ain (kewajiban personal seluruh warga negara) bagi bangsa Indonesia.

Seperti dirilis oleh situs NU, bahwa Resolusi Jihad dikeluarkan pada 22 Oktober 1945 sebagai buah keputusan yang dihasilkan dari Rapat Besar Konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura, 21-22 Oktober di Surabaya, Jawa Timur.

Melalui konsul-konsul yang datang ke pertemuan tersebut, seruan ini kemudian disebarkan ke seluruh lapisan pengikut NU khususnya dan umat Islam umumnya di seluruh pelosok Jawa dan Madura.

Dalam salah satu poin ini ada kalimat yang mewajibkan perlawanan kepada penjajah;
Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum AGAMA ISLAM, termasuk sebagai suatu kewajiban bagi tiap-tiap orang Islam.

Dalam situs ini pula ditegaskan bahwa Seruan ini juga diyakini memiliki sumbangan besar atas pecahnya Peristiwa 10 November 1945 yang terkenal dan kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan. Soetomo atau terkenal dengan panggilan Bung Tomo, pimpinan laskar BPRI dan Radio Pemberontakan, yang sering disebut sebagai penyulut utama peristiwa 10 November diketahui memiliki hubungan yang dekat dengan kalangan Islam. (ZA)