Wawancara Ekslusif Tim Humas MANSAPRO Dengan Ustadz Moh. Barzan Ahmadi (Kasi Pendma Kemenag Kabupaten Probolinggo)

Wawancara tim humas mansapro, ibu Mamik Indriyani dengan Kasi Pendma Kemenag Probolinggo, Ustadz Moh. Barzan Ahmadi di kantor Kemenag. Rabu (8/12/2021) Foto: Arifah-humas mansapro

humas mansapro

MANSAPRO– Tim humas MAN 1 Probolinggo melakukan wawancara ekslusif dengan kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo, ustadz H. Moh. Barzan Ahmadi pada hari ini, Rabu (8/12/2021).

Wawancara yang berlangsung di ruang kerja Kasi Pendma ini dipandu tim humas mansapro, ibu Mamik Indriyani.

Ada 3 hal strategis terkait kependidikan madrasah di kabupaten Probolinggo yang digali oleh tim humas mansapro dari Kasi Pendma yang juga Rois Syuriyah MWCNU Paiton ini.

Berikut hasil wawancara Tim Humas (TH) bersama usatadz Moh. Barzan Ahmadi (MBA).

TH : “Apa fokus dari program pendma dibawah kepemimpinan bapak nanti ?,”.

MBA : “Begini ya, saya punya mimpi, saya kira semua orang juga punya mimpi, untuk masa depan yang akan diraihnya, sebagai penerus kita tentu melanjutkan program yang sudah bagus, dan pastinya juga akan melakukan penyesuaian sesuai tuntutan kebutuhan”.

“Ada 3 komponen dari pendidikan, khususnya pendidikan madrasah yang perlu kita terus bangun, yaitu guru, murid dan sarana,,”

Lebih jauh ustadz Barzan menjelaskan fokus dari pembangunan 3 aspek ini.

” Guru madrasah harus kompeten dan profesional, kita ke depan akan terus melakukan evaluasi dan upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas SDM guru madrasah, karena ini kunci terpenting keberhasilan pendidikan.

“Hal yang sangat penting juga, guru harus punya dedikasi, harus punya jiwa pengorbanan, karena mengajar dan mendidik adalah perjuangan, semua guru harus punya minset membesarkan madrasah,”.

“Untuk murid kita ingin, murid madrasah harus punya keunggulan yang khas, harus beda alumni sekolah dan madrasah, jadi tidak membingungkan kepada wali murid, mereka sudah menggantungkan harapan kepada madrasah karena ada jaminan mutu yang pasti,”.

“Adapun sarana, kita coba tidak hanya menggantungkan kepada pihak pemerintah (DIPA) kita berusaha juga melibatkan pihak swasta dan yayasan, karena madrasah kita bukan hanya negeri, justru yang swasta jauh lebih banyak,”

TM : ‘Menurut bapak, kira-kira apa tantangan terbesar yang dihadapi dalam pelaksanaan program-program tersebut?”.

MBA : “Sebenarnya kalau kita bekerja sama insya Allah tidak ada yang tidak bisa diselesaikan, sekali lagi semuanya, lebih lebih guru harus punya minset untuk membesarkan madrasah, karena kemajuan suatu bangsa tergantung anak mudanya, jadi madrasah ini sebagai wadah pengkaderan generasi bangsa, semua harus sadar itu, ya guru, orang tua, masyarakat dll.,”.

TH : “Bagaimana peluang pendidikan madrasah dalam persaingan menghadapi era Revolusi Industri 5.0 ?,”

MBA : ” Allimu auladakum gaira ma ullimtum, liannahum makhluquna fa zamanin gairi zamanikum (red: ajarilah anak kalian dengan pendidikan yang bukan kamu dapatkan dulu, karena mereka tercipta dalam era yang bukan era kalian),”.

“Jadi semua harus melek teknologi, tuntutan di era ini semua sudah serba digital, mau tidak mau sudah harus mengikuti, jika tidak, ya sudah pasti ditinggal zamannya,”. Tutup ustadz yang menjadi salah satu tenaga pendidik di Pondok Nurul Jadid ini.